7 Bulan Menganggur
1 Desember 2016, pukul 5 pagi di dalam kamar mandi kesayangan, gue tiba-tiba merasa seakan mendapatkan hidayah. Saat itu juga gue ingat dengan sendirinya kalau hari pendaftaran untuk kuliah gue di Universitas Terbuka resmi dibuka. Kalian mau tau apa yang gue rasakan saat itu? Seneng bukan main. Akhirnya, selangkah lagi gue bakal di panggil mahasiswi, bukan pengangguran lagi. Hal kecil itu yang mungkin buat kalian yang sudah kuliah di tahun ini hanyalah hal biasa, namun, bagi gue yang harus menunggu selama 7 bulan untuk melanjutkan pendidikan adalah hal yang sangat berarti.
7 bulan itu bukan waktu yang sebentar. Kalau ibu yang tengah mengandung pasti akan senang menanti calon buah hatinya untuk lahir, namun kalau untuk orang yang menganggur.... gue nggak menjamin setelah 3 bulan tidak melakukan sebuah kegiatan baru pasti lo semua bakal ngerasa butuh sesuatu yang baru. Dan gue sudah melewati berbagai keadaan selama menganggur selama 7 bulan ini.
16 Mei 2016 gue resmi diwisuda. Gue melepas title sebagai murid SMA dan mulai membiasakan menyebut diri sendiri sebagai seorang alumni. Tapi, bukan berarti ketika selesai dan sah di wisuda gue nggak belajar lagi. Salah. Gue masih berjuang di tempat les bareng temen-temen gue yang punya mimpi yang sama dengan gue. Kita semua mau masuk PTN. Namun, memang rezeki setiap orangnya berbeda. Gue benar-benar gagal untuk meraih impian gue di tahun ini. Tahun 2016, yang seharusnya menjadi tahun kelulusan dan tahun awal gue menjalani kehidupan baru menjadi seorang mahasiswa.
Gue menangis. Gue merasa gagal. Dan untuk satu bulan ke depannya, gue hanya menyesali banyaknya waktu yang terbuang dan kesempatan yang tak pernah sebelumnya gue lihat dengan jelas. Gue merasa saat itu adalah saat terburuk gue. Di tambah, akhir bulan Juli 2016, pukul 21.45 bapak meninggal. Dan gue sangat merasa gagal dan akan selalu menyesal karena belum dapat membuktikan ke bapak semua pesan dan keinginannya untuk gue bisa masuk PTN.
Gue menjalani bulan-bulan kedepannya sambil mencoba untuk belajar mengikhlaskan hidup yang memang tidak selalu sejalan dengan keinginan kita. Gue mau berjalan maju dan mulai merelakan. Gue juga mencoba berbagai kegiatan, gue mulai membaca semua novel-novel yang pernah tertunda, gue kembali nonton series-series yang juga pernah berhenti di tengah jalan, gue mencoba untuk kembali menulis cerita lagi, gue mencoba untuk menikmati hidup untuk sebentar.
Masuk di bulan September, temen-temen gue mulai sibuk dengan kuliahnya. Dan gue? Masih mencoba untuk menikmati masa gue yang akan terus begini sampai bulan Desember nanti. Jujur aja, kadang di dalam hati gue merasa iri sama cerita temen-temen gue yang seru. Kadang gue merasa ingin menjalani hal itu juga. Tapi kenyataan berkata sebaliknya. Dan gue harus tetap ikhlas. Jadi, gue memutuskan untuk semakin menyibukkan diri sendiri.
Gue mulai kembali meneruskan hobi memasak gue yang berhenti karena masa SMA yang sangat padat untuk gue, dan ternyata gue menikmati waktu gue ketika memasak. Gue merasa senang, gue merasa bebas dan tidak memikirkan apapun kecuali saat itu juga. Gue ingin terus memasak kalau bisa. Awalnya, gue hanya iseng untuk memposting foto-foto hasil masakan gue ke Instagram, ternyata respon baik dari orang-orang benar-benar nggak gue duga sebelumnya. Gue seneng. Dan itu rasanya tak terbayarkan.
Masakan pertama yang berhasil gue buat adalah cupcake red velvet yang agak gagal karena kurang mengembang hahaha. Dan masakan kedua yang berhasil gue buat adalah Chicken Cordon Bleu. Gila! Bayangin aja seorang gue bisa bikin Cordon Bleu, ya kelihatannya sih gampang, tapi buat gue hal itu sangat berarti. Setelah itu gue banyak memasak yang sebelumnya NGGAK PERNAH gue bayangkan bakal bisa gue lakukan.
Gue bisa bikin Kare, gue bikin Carbonara, gue bisa bikin pangsit rebus sendiri yang secara gue adalah fans nomor satu makanan itu dirumah, gue bisa bikin bolu kukus dua warna, gue bisa bikin Quiche, gue bisa bikin pie coklat, dan yang terakhir gue bisa bikin Cookies with Icing Sugar.
Sumpah. Bayangin, gue bisa bikin Royal Icing Sugar yang sebelumnya gue liat itu adalah mustahil. Tapi gue bisa! Gue benar-benar merasa bangga terhadap dan diri gue sendiri. Gue merasa seakan telah menemukan diri gue sendiri dan apa passion gue. Setelah sekian lama gue menunggu, akhirnya gue menemukan hal terpenting di hidup gue ditengah-tengah waktu menganggur gue.
Selain masak, gue juga ikut bantu Uni Riri, sepupu tertua gue, untuk kerja sebagai party planner. Awalnya cuma permintaan Uni yang kerepotan karena 2 temennya, Kak Feni & Kak Nadya nggak bisa untuk dekor hari itu. Jadilah gue ikut, dan mulai saat itu gue jadi sering bantu dekor-dekor. Jujur, bukan uang yang gue harapkan, tapi waktu dan pengalaman. Serius deh, setelah gue ikut "kerja" bareng @dtreeproject (party planner-nya, coba di cek di ig yang berminat hehe), gue akhirnya tau kalau nyari duit itu susah banget. Gue jadi lebih menghargai uang dan waktu mulai saat itu.
Bukan cuma itu aja, dirumah sebenarnya sejak Januari 2016, gue mulai bantu Ibu buat jualan rendangnya secara online. Ya, semua karena Ibu di PHK bulan Desember 2015, dan Ibu memutuskan untuk usaha. Dari yang awalnya gue sama Ibu nggak bisa apa-apa sampai akhirnya hari ini kita udah ngelewatin susah-senangnya cari pembeli dan promosi. Gue ikut Ibu ke pasar dan bawa beratnya belanjaan yang isinya santan dan daging berkilo-kilo, gue bantu Ibu masak rendang yang ngabisin waktu 7 jam, gue bantu ibu ngurusin pesanan dan promosi di Instagram / Facebook, gue bantu ibu ngurusin pesanan, gue bantu ibu mencari terobosan baru dan memilih langkah kedepannya.
Gue nggak pernah menyangka 7 bulan yang lalu kalau akhirnya gue secara tidak langsung sudah menjadi pengusaha muda. Bahkan, ibu mendukung mimpi gue sejak kecil, ini benar-benar sejak kecil, untuk pelan-pelan membuka toko kue atau kafe yang isinya bakal dipenuhi buku-buku sesuai mimpi gue. Gue nggak menyangka gue bakal semaju ini. 7 bulan benar-benar merubah hidup gue setotal-totalnya.
Dan kalau gue boleh akui, gue merasa sebagai perempuan yang beruntung saat ini. Gue masih bisa bersantai, sebentar lagi gue akan menimba ilmu di UT dan itu bakal gue lakuin dirumah, gue masih bisa menikmati waktu baca dan nonton series gue, gue masih bisa memasak berbagai macam masakan, gue masih bisa membantu Uni dan Ibu, gue masih bisa main sama teman-teman gue tanpa terhalang waktu karena sibuk di kampus. Gue bisa melakukan apa yang belum tentu orang yang seangkatan dengan gue melakukan apa yang gue lakukan saat ini.
Gue di sini nggak bermaksud untuk sombong atau bagaimana, gue hanya ingin berbagi. Walau gue belom sesukses yang di lihat, seenggaknya gue ingin menyampaikan kalau waktu jeda untuk ke tingkat selanjutnya bukanlah sesuatu yang buruk. Siapa yang tau kalau waktu jeda itu ternyata adalah waktu yang sangat berarti untuk lo saat itu. Coba liahatlah kebelakang, ingat apa saja yang telah kita raih, dengan begitu kita akan merasa bersyukur. Dan gue meras bersyukur untuk hidup yang tadinya gue pikir bakal tidak baik-baik saja, ternyata banyak membawa warna baru yang belum pernah gue rasakan.
Ini sudah Desember, dan tanggal 5 besok gue akan mendaftar kuliah. Untuk pertama kalinya setelah gagal dan kehilangan harapan, waktu gue tiba. Dan kalau kalian bertaya apakah gue menyerah mengejar mimpi gue untuk masuk UI? Jawabannya enggak. Karena mulai bulan lalu gue sudah bercita-cita untuk masuk UI saat menempuh S2 nanti. Doakan gue ya!
Salam hangat,
Arsiani.
7 bulan itu bukan waktu yang sebentar. Kalau ibu yang tengah mengandung pasti akan senang menanti calon buah hatinya untuk lahir, namun kalau untuk orang yang menganggur.... gue nggak menjamin setelah 3 bulan tidak melakukan sebuah kegiatan baru pasti lo semua bakal ngerasa butuh sesuatu yang baru. Dan gue sudah melewati berbagai keadaan selama menganggur selama 7 bulan ini.
16 Mei 2016 gue resmi diwisuda. Gue melepas title sebagai murid SMA dan mulai membiasakan menyebut diri sendiri sebagai seorang alumni. Tapi, bukan berarti ketika selesai dan sah di wisuda gue nggak belajar lagi. Salah. Gue masih berjuang di tempat les bareng temen-temen gue yang punya mimpi yang sama dengan gue. Kita semua mau masuk PTN. Namun, memang rezeki setiap orangnya berbeda. Gue benar-benar gagal untuk meraih impian gue di tahun ini. Tahun 2016, yang seharusnya menjadi tahun kelulusan dan tahun awal gue menjalani kehidupan baru menjadi seorang mahasiswa.
Gue menangis. Gue merasa gagal. Dan untuk satu bulan ke depannya, gue hanya menyesali banyaknya waktu yang terbuang dan kesempatan yang tak pernah sebelumnya gue lihat dengan jelas. Gue merasa saat itu adalah saat terburuk gue. Di tambah, akhir bulan Juli 2016, pukul 21.45 bapak meninggal. Dan gue sangat merasa gagal dan akan selalu menyesal karena belum dapat membuktikan ke bapak semua pesan dan keinginannya untuk gue bisa masuk PTN.
Gue menjalani bulan-bulan kedepannya sambil mencoba untuk belajar mengikhlaskan hidup yang memang tidak selalu sejalan dengan keinginan kita. Gue mau berjalan maju dan mulai merelakan. Gue juga mencoba berbagai kegiatan, gue mulai membaca semua novel-novel yang pernah tertunda, gue kembali nonton series-series yang juga pernah berhenti di tengah jalan, gue mencoba untuk kembali menulis cerita lagi, gue mencoba untuk menikmati hidup untuk sebentar.
Masuk di bulan September, temen-temen gue mulai sibuk dengan kuliahnya. Dan gue? Masih mencoba untuk menikmati masa gue yang akan terus begini sampai bulan Desember nanti. Jujur aja, kadang di dalam hati gue merasa iri sama cerita temen-temen gue yang seru. Kadang gue merasa ingin menjalani hal itu juga. Tapi kenyataan berkata sebaliknya. Dan gue harus tetap ikhlas. Jadi, gue memutuskan untuk semakin menyibukkan diri sendiri.
Gue mulai kembali meneruskan hobi memasak gue yang berhenti karena masa SMA yang sangat padat untuk gue, dan ternyata gue menikmati waktu gue ketika memasak. Gue merasa senang, gue merasa bebas dan tidak memikirkan apapun kecuali saat itu juga. Gue ingin terus memasak kalau bisa. Awalnya, gue hanya iseng untuk memposting foto-foto hasil masakan gue ke Instagram, ternyata respon baik dari orang-orang benar-benar nggak gue duga sebelumnya. Gue seneng. Dan itu rasanya tak terbayarkan.
Masakan pertama yang berhasil gue buat adalah cupcake red velvet yang agak gagal karena kurang mengembang hahaha. Dan masakan kedua yang berhasil gue buat adalah Chicken Cordon Bleu. Gila! Bayangin aja seorang gue bisa bikin Cordon Bleu, ya kelihatannya sih gampang, tapi buat gue hal itu sangat berarti. Setelah itu gue banyak memasak yang sebelumnya NGGAK PERNAH gue bayangkan bakal bisa gue lakukan.
Gue bisa bikin Kare, gue bikin Carbonara, gue bisa bikin pangsit rebus sendiri yang secara gue adalah fans nomor satu makanan itu dirumah, gue bisa bikin bolu kukus dua warna, gue bisa bikin Quiche, gue bisa bikin pie coklat, dan yang terakhir gue bisa bikin Cookies with Icing Sugar.
Sumpah. Bayangin, gue bisa bikin Royal Icing Sugar yang sebelumnya gue liat itu adalah mustahil. Tapi gue bisa! Gue benar-benar merasa bangga terhadap dan diri gue sendiri. Gue merasa seakan telah menemukan diri gue sendiri dan apa passion gue. Setelah sekian lama gue menunggu, akhirnya gue menemukan hal terpenting di hidup gue ditengah-tengah waktu menganggur gue.
Selain masak, gue juga ikut bantu Uni Riri, sepupu tertua gue, untuk kerja sebagai party planner. Awalnya cuma permintaan Uni yang kerepotan karena 2 temennya, Kak Feni & Kak Nadya nggak bisa untuk dekor hari itu. Jadilah gue ikut, dan mulai saat itu gue jadi sering bantu dekor-dekor. Jujur, bukan uang yang gue harapkan, tapi waktu dan pengalaman. Serius deh, setelah gue ikut "kerja" bareng @dtreeproject (party planner-nya, coba di cek di ig yang berminat hehe), gue akhirnya tau kalau nyari duit itu susah banget. Gue jadi lebih menghargai uang dan waktu mulai saat itu.
Bukan cuma itu aja, dirumah sebenarnya sejak Januari 2016, gue mulai bantu Ibu buat jualan rendangnya secara online. Ya, semua karena Ibu di PHK bulan Desember 2015, dan Ibu memutuskan untuk usaha. Dari yang awalnya gue sama Ibu nggak bisa apa-apa sampai akhirnya hari ini kita udah ngelewatin susah-senangnya cari pembeli dan promosi. Gue ikut Ibu ke pasar dan bawa beratnya belanjaan yang isinya santan dan daging berkilo-kilo, gue bantu Ibu masak rendang yang ngabisin waktu 7 jam, gue bantu ibu ngurusin pesanan dan promosi di Instagram / Facebook, gue bantu ibu ngurusin pesanan, gue bantu ibu mencari terobosan baru dan memilih langkah kedepannya.
Gue nggak pernah menyangka 7 bulan yang lalu kalau akhirnya gue secara tidak langsung sudah menjadi pengusaha muda. Bahkan, ibu mendukung mimpi gue sejak kecil, ini benar-benar sejak kecil, untuk pelan-pelan membuka toko kue atau kafe yang isinya bakal dipenuhi buku-buku sesuai mimpi gue. Gue nggak menyangka gue bakal semaju ini. 7 bulan benar-benar merubah hidup gue setotal-totalnya.
Dan kalau gue boleh akui, gue merasa sebagai perempuan yang beruntung saat ini. Gue masih bisa bersantai, sebentar lagi gue akan menimba ilmu di UT dan itu bakal gue lakuin dirumah, gue masih bisa menikmati waktu baca dan nonton series gue, gue masih bisa memasak berbagai macam masakan, gue masih bisa membantu Uni dan Ibu, gue masih bisa main sama teman-teman gue tanpa terhalang waktu karena sibuk di kampus. Gue bisa melakukan apa yang belum tentu orang yang seangkatan dengan gue melakukan apa yang gue lakukan saat ini.
Gue di sini nggak bermaksud untuk sombong atau bagaimana, gue hanya ingin berbagi. Walau gue belom sesukses yang di lihat, seenggaknya gue ingin menyampaikan kalau waktu jeda untuk ke tingkat selanjutnya bukanlah sesuatu yang buruk. Siapa yang tau kalau waktu jeda itu ternyata adalah waktu yang sangat berarti untuk lo saat itu. Coba liahatlah kebelakang, ingat apa saja yang telah kita raih, dengan begitu kita akan merasa bersyukur. Dan gue meras bersyukur untuk hidup yang tadinya gue pikir bakal tidak baik-baik saja, ternyata banyak membawa warna baru yang belum pernah gue rasakan.
Ini sudah Desember, dan tanggal 5 besok gue akan mendaftar kuliah. Untuk pertama kalinya setelah gagal dan kehilangan harapan, waktu gue tiba. Dan kalau kalian bertaya apakah gue menyerah mengejar mimpi gue untuk masuk UI? Jawabannya enggak. Karena mulai bulan lalu gue sudah bercita-cita untuk masuk UI saat menempuh S2 nanti. Doakan gue ya!
Salam hangat,
Arsiani.
Komentar
Posting Komentar